TOKOH SUFI KLASIK DAUD ATH THA’ KE 2 : KISAH BELIAU DAN KHALIFAH HARUN AR RASYID




Harun ar-Rasyid meminta Abu Yusuf supaya mengantarnya ke rumah Daud. Maka pergilah mereka ke rumah Daud tetapi tidak diperkenankan masuk. Abu Yusuf memohon agar ibu Daud mau membujuk anaknya.
"Terimalah mereka", ibunya membujuk Daud.
"Apakah urusanku dengan penduduk dunia dan orang-orang berdosa?", jawab Daud tidak mau mengalah.
"Demi hakku yang telah menyusuimu, aku minta kepadamu, izinkanlah mereka masuk!", desak ibunya.
Maka berserulah Daud: "Ya Allah, Engkau telah berkata: 'Patuhilah ibumu, karena keridhaan-Ku adalah keridhaannya'. Jika tidak demikian, apakah perduliku kepada mereka itu?"

Akhirnya Daud bersedia menerima mereka. Harun dan Yusuf masuk dan duduk. Daud memberikan pengajarannya dan Harun menangis tersedu-sedu. Ketika hendak kembali ke istana, Harun meletakkan sekeping mata wang emas sambil berkata:
"Wang ini adalah halal".
"Ambillah uang itu kembali", cegah Daud. "Aku tidak me-merlukan uang itu. Aku telah menjual sebuah rumah yang kuterima sebagai warisan yang halal dan hidup dengan uang penjualan itu. Aku telah bermohon kepada Allah, jika uang itu telah habis, agar Dia mencabut nyawaku, sehingga aku tidak akan membutuhkan bantuan dari seorang manusia pun. Aku berkeyakinan bahwa Allah telah mengabulkan permohonanku itu".

Harun ar-Rasyid dan Abu Yusuf kembali ke istana. Kemudian Abu Yusuf mendatangi orang yang diamanahkan wang itu oleh Daud dan bertanya:
"Masih berapakah uang Daud yang tersisa?"
"Dua dirham", jawab orang itu. "Setiap hari Daud membelanjakan satu sen uang perak".
Abu Yusuf membuat perhitungan. Beberapa hari kemudian di dalam masjid di depan semua jama'ah ia mengumumkan:

"Hari ini Daud meninggal dunia". Setelah diselidiki ternyatalah bahwa kata-kata Abu Yusuf itu benar.
"Bagaimanakah engkau mengetahui kematian Daud?", orang-orang bertanya kepada Abu Yusuf.
"Aku telah memperhitungkan bahwa pada hari ini Daud tidak mempunyai wang lagi. Aku tahu bahwa doa Daud pasti dikabulkan Allah. ?

 

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kasih komentar