Pengantar
Ini adalah kisah tentang sekelompok orang dari kalangan Bani Israil. Mereka ingin mengetahui sesuatu tentang kematian dari orang yang telah merasakannya dan merasakan sekaratnya. Lalu mereka memohon kepada Allah agar menghidupkan seorang yang telah mati untuk mereka di salah satu kuburan mereka. Maka Allah menghidupkan seorang laki-laki yang memberitakan kepada mereka tentang panasnya kematian yang belum reda darinya sampai hari itu, padahal dia telah mati seratus tahun.
Teks Hadis
Dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda,
“Ada sekelompok orang dari Bani Israil yang keluar mendatangi sebuah kuburan. Mereka berkata, ‘Sebaiknya kita shalat dua rakaat dan berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar mengeluarkan seorang yang telah mati, lalu kita bertanya kepadanya tentang kematian.’” Nabi bersabda, “Lalu mereka melakukannya. Ketika mereka dalam kondisi demikian, tiba-tiba sebuah kepala muncul dari sebuah kubur di kuburan itu. Ia berwana coklat dan di keningnya terdapat tanda sujud. Dia berkata, ‘Wahai kalian, apa yang kalian inginkan dariku? Aku telah mati seratus tahun yang lalu dan panasnya kematian belum reda dariku sampai sekarang. Maka berdoalah kalian kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar mengembalikan diriku sebagaimana semula.’”
“Ada sekelompok orang dari Bani Israil yang keluar mendatangi sebuah kuburan. Mereka berkata, ‘Sebaiknya kita shalat dua rakaat dan berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar mengeluarkan seorang yang telah mati, lalu kita bertanya kepadanya tentang kematian.’” Nabi bersabda, “Lalu mereka melakukannya. Ketika mereka dalam kondisi demikian, tiba-tiba sebuah kepala muncul dari sebuah kubur di kuburan itu. Ia berwana coklat dan di keningnya terdapat tanda sujud. Dia berkata, ‘Wahai kalian, apa yang kalian inginkan dariku? Aku telah mati seratus tahun yang lalu dan panasnya kematian belum reda dariku sampai sekarang. Maka berdoalah kalian kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar mengembalikan diriku sebagaimana semula.’”
Penjelasan Hadis
Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam mensyariatkan kepada kita untuk menyampaikan tentang berita-berita Bani Israil. Beliau menjelaskan alasan hal itu dalam sabdanya, “Sesungguhnya pada mereka terdapat keajaiban-keajaiban.”
Kemudian beliau menyampaikan sebuah kisah dari mereka yang mengandung salah satu keajaiban. Yaitu kisah sekelompok Bani Israil yang keluar menuju sebuah kuburan. Seorang dari mereka mengusulkan agar mereka melaksanakan shalat dua rakaat, kemudian berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar mengeluarkan untuk mereka seorang yang telah mati supaya bisa menanyakan tentang kematian kepadanya. Tujuan mereka adalah supaya ilmu dan iman mereka bertambah. Karena, orang yang berziarah kubur akan memikirkan keadaan orang-orang yang telah mati, niscaya dia akan mengambil pelajaran. Dia akan menjadi seperti mereka, di mana para mayat itu sebelumnya adalah orang-orang yang hidup sebelum nyawa mereka dicabut.
Seseorang akan menemukan pelajaran jika dia merenungkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadis yang memberitakan tentang maut dan sekaratnya, apa yang dirasakan oleh orang-orang yang dicabut nyawanya, dan apa yang terjadi mereka di kubur mereka. Dan di hadapan kita terdapat banyak nash dari Allah dan Rasulullah yang di dalamnya terdapat pelajaran dan nasihat bagi siapa pun yang diberi pemahaman dan pemikiran oleh Allah.
Jika seseorang menyaksikan orang-orang mati dihidupkan, dia berbicara dengan mereka dan mereka berbicara dengannya, maka iman akan bertambah jika Allah menginginkan kebaikan untuknya dan memberinya hati yang khusyu’ dan tawadhu’. Banyak manusia sepanjang sejarah telah menyaksikan orang mati yang dihidupkan. Korban pembunuhan di lingkungan Bani Israil dipukul oleh kaumnya dengan anggota tubuh sapi yang diperintahkan oleh Allah agar disembelih, maka Allah menghidupkannya dan ia mengatakan siapa pembunuhnya.
Orang yang melewati suatu negeri yang temboknya telah roboh hingga menutupi atapnya, dan dia merasa aneh jika Allah menghidupkan negeri tersebut setelah ia hancur lebur. Allah mematikan orang ini dan keledainya selama seratus tahun, kemudian menghidupkannya. Dia melihat kepada tulang-tulang, bagaimana Allah menyusun lalu membungkusnya dengan daging. Ketika bentuk ciptaan telah sempurna, maka ruhnya dikembalikan.
Manakala Ibrahim meminta kepada Allah agar menunjukkan bagaimana Dia menghidupkan orang mati, Allah memerintahkannya agar menyembelih empat ekor burung dan mencincangnya, lalu disebar di puncak empat gunung, kemudian memanggilnya. Tiba-tiba bagian-bagiannya berkumpul, ruhnya kembali dan bangkit dengan bertasbih kepada Tuhannya.
Pada masa Isa orang-orang melihat bagaimana dia menghidupkan orang mati, dan Allah menghidupkan orang-orang yang meninggalkan negeri mereka karena takut mati sementara jumlah mereka ribuan setelah mereka mati.
Juga hidupnya mayat ini yang dihidupkan oleh Allah karena permintaan sekelompok orang Bani Israil kepada-Nya agar menghidupkan orang mati guna ditanyai tentang kematian.
Allah mengabulkan doa mereka. Mayit ini melongokkan kepalanya dari dalam kubur. Rasulullah menjelaskan sifat mayit tersebut seolah-olah dia hadir bersama mereka. Dia berwarna coklat dan di antara kedua matanya terdapat bekas sujud. Dia berbicara kepada mereka, mengingkari apa yang mereka lakukan kepadanya. Dia bercerita bahwa dia telah mati seratus tahun yang lalu dan panasnya kematian belum lenyap sampai waktu Allah menghidupkannya saat itu. Dia meminta kepada mereka agar berdoa kepada Allah supaya mengembalikannya seperti semula.
Orang yang menceritakan dampak kematiannya yang telah berlangsung dalam waktu sekian lama, ini menunjukkan beratnya penderitaan manusia dalam urusan kematiaannya, walaupun dia orang yang shalih sekalipun. Laki-laki ini termasuk orang yang shalih, buktinya adalah dia banyak melakukan shalat, bekas sujud begitu jelas terlihat di antara kedua matanya.
Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis
- Anjuran menyampaikan berita dan kisah Bani Israil. Jika berita itu termasuk yang dimuat di dalam Al-Qur’an dan sunah, maka tidak ada masalah untuk menyampaikannya. Jika ia hanya dinukil di buku-buku, maka jika ia bertentangan dengan kaidah pokok terkait dengan hak Allah dan hak para rasul-Nya, ia tidak boleh disampaikan kecuali jika disertai penjelasan tentang penyimpanagannya. Jika memang murni baik, maka tidak apa-apa untuk disampaikan.
- Kemampuan Allah menghidupkan orang mati. Allah menghidupkan orang mati yang bercerita tentang kematiannya kepada sekelompok Bani Israil.
- Anjuran shalat dua rakaat sebelum berdoa dengan perkara yang besar, sebagaimana orang-orang yang diceritakan oleh Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam dalam hadis ini juga telah melakukannya.
- Menetapkan karamah bagi hamba-hamba Allah yang shalih. Allah menghidupkan seorang mayit yang bercerita tentang kematiaannya kepada mereka.